::::::::Catatan Kaki: Juli 2010::::::::

Catatan Kaki



Secarik catatan kaki yang aku tuliskan akan membawa kembali merenungi hari-hari yang sempat dilalui dengan berbagai macam perasaan

Sebuah Cerita Lucu Berbahasa Jawa

Ini sedikit cerita lucu yang berasal dari teman saya. Entah kenapa tiba-tiba dia mengirimku sebuah cerita lucu, namun cerita ini menggunakan bahasa jawa, jadi buat teman-teman yang tidak memahami khaidah bahasa jawa mungkin kurang begitu tanggap. Ceritanya seperti ini :

CERPEN JOWO
Ono wong ndeso mlebu kutho, jenenge Pak Joko. Teko khuto Pak Joko bingung weruh bangunan gedhe-gedhe...
Pas ning ngarep BANK, Pak Joko moco tulisan OPEN... Pak Joko mikir, OPEN kok gedhe banget???? Terus rotine sepiro???? Ono BULE arep mlebu BANK kuwi, Pak Joko mbengok.....
"Mas ojo mlebu iku Open!!!!", Bule tetep mlebu.
Ora suwe ono wong NEGRO metu, Pak Joko ngomong, "Lha dala.... Dikandani ojo mlebu OPEN kok ngengkel wae..., gosong tho awakmu...!!!"

Seruling Malam


Seruling malam berbunyi ditiup semilir angin malam.
Gerakan jari tidak pelan perlahan membunyikan dawai gitar hitam.
Gemuruh naik turun gelombang membawa khayalan jauh nan terbang.
Bunyi-bunyian saling berebutan, memecah keheningan namun
Terdengan merdu dan sangat beraturan.

Meskipun tidur diatas jembatan, namun tatapan
Terasa ada diatas kerajaan. Semakin kau tiupkan
Seruling malam, semakin kau mainkan nada ketinggian
Semakin aku tinggi bersama rembulan.
Rasakanlah Jiwamu Telah Terbang........

Memilih Lorong

Disaat saya memegang pena ini, saya masih berada dalam percabangan jalan yang harus kupilih dengan bijak. Semua jalan memiliki tujuan dan berakhir terang. Disaat kebingungan untuk memilih mana yang harus kudapaki, akhirnya saya terduduk lunglai memandangi setiap ujung jalan. Mas Detri memilih jalan kiri, mas Afif memilih jalan kanan, dan mas Ubaid memilih jalan tengah. Dan aku telah mendengar semua cerita di ujung jalan yang mereka pilih masing-masing. Cuma dari mas Detri yang belum saya dengar langsung dari mulut beliau, tetapi saya sudah bisa membanyangkan keadaan dan kondisi di ujung sana.

Disaat saya tetep terduduk lunglai, berbondong-bondong manusia menyalipku dan memasuki setiap lorong-lorong jalan yang mereka pilih. Dan saya masih belum bisa memilih yang mana. Karena jika saya memutuskan untuk masuk salah satu, saya harus terus berjalan sampai akhir tujuan. Tidak ada jalan balik. Dan setiap jalan ini memiliki ujung yang baik, tapi mana jalan ini yang cocok untuk saya.

Gejolak ini selalu bergelora mengombang-ambingkan bahtera hati, belum ketika sebuah badai tiba-tiba muncul dan menerpa layar bahtera ini, seperti mau hancur singgasana yang telah dibangun dengan susah payah. Saat ini saatnya untuk berlayar, saat untuk memilih jalan, jangan pikirkan belakang, jangan pikirkan jalan lain. Jangan menengok kesebelah jalan orang lain. Tetapkan hati pada jalan pilihan. Jalan terabas yang aku pilih. Semoga ridhoNya, rahmatNya dan karuniaNya selalu bersama menjadi lentera sepanjang jalan terabas yang aku lalui ini. Semoga junjungan kanjeng Nabi tersenyum dengan melihatku memilih jalan terabas ini. Dan semoga ibunda, dan ayahhanda bangga memiliki seorang putra yang memilih jalan terabas ini.

Berfikir Dengan Hati

Hadapi dengan senyuman, jangan beritakan kabar kesedihan namun sebarkanlah kabar-kabar kebahagiaan. Berusaha bijak, di hati sedang dalam kuasa entah tak tahu siapa.

Rencana, visi, misi, angan, dan mimpi, semua adalah bahan bakar sumber dari penyesalan dan kecewa. Karena penyesalan dan kecewa tak lain adalah air mata hati yang suci akibat ketamakkan sebuah khayalan yang diciptakan oleh fikiran.

Disaat rencanamu, mimpimu, dan visimu kau buang lalu kau berjalan tanpa mengetahuai arah, namun engkau terus berjalan, hatimulah yang akan menjadi sebuah pelita menentukan kemana kakimu harus melangkah. Dan engkau tak akan merasakan sakit ketika kerikil menusuk kaki karena itu memang adalah kehendak dari hati.
Cobalah sejenak berfikir dengan fikiranmu, adakah pernah engkau menyesali keberadaan ikan dilautan, adakah kekecewaan dengan langit berwarna biru, terlintaskan kemarahan karena kicauan burung dihutan. Tak ada rencana, tak ada mimpimu akan mereka, sehingga mustahilah ada penyesalan dan kekecewaan dengan keadaan mereka.

Begitu juga dengan hidupmu, penyesalan dan kekecewaan itu muncul karena ada rencana darimu untuk hidupmu. Cobalah buang semua rencana hanyalah pegang satu kata, jangan biarkan waktumu hilang dengan berencana, gunakan sepernano detik setiap umurmu untuk mengerjakan urusanmu, dan segeralah berpindah ke urusan yang lain ketika urusan yang satu selesai.

Biarkan setiap cuil sekecil apapun adegan drama yang kau perankan berjalan spontan. Buang hapus rencanamu gantilah dengan rencana agung dari langit oleh Sang Maha Berencana. Perankan bagianmu seasli mungkin, sealami mungkin, tanpa kau buat-buat karena riak rencana-rencana kerdilmu. Yang perlu kau lakukan adalah hanya memainkan lakon yang kau peroleh, dan jangan sekali-kali kau ikut campur dengan rencanya agung-Nya untukmu dengan rencana-rencana kerdilmu.

Label

Diri Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Saya tidak hanya makhluk Tuhan tetapi juga hamba, budak, pekatiknya Tuhan.

Translate