::::::::Catatan Kaki: April 2010::::::::

Catatan Kaki



Secarik catatan kaki yang aku tuliskan akan membawa kembali merenungi hari-hari yang sempat dilalui dengan berbagai macam perasaan

Hijrah Dari Kegelapan Menuju Padang Mbulan

J udul artikel ini merupakan gabungan dari kata-kata yang dikarang oleh Cak Emha Ainun Najib. Kata disini sangat mengandung makna mistikus arti, sungguh beliau benar-benar seorang kyai, budayawan, dan sastrawan luar biasa yang saya kagumi.
Sebenarnya dalam artikel ini sedikit saja saya menjelaskan tentang hasil renungan dan taffakur semalam ketika usiaku genap berumur 20 tahun. Dimalam itu saya terus berintrospeksi diri selama usiaku ini. Saya merasa belum bisa apa-apa, belum melakukan apa-apa. Melihat semua orang sudah terbang jauh tinggi, diri ini hanya bisa terpukau melihatnya.
Sabar, kata sabar yang terlintas dalam besitan pikiran.
Sabar merupakan Proses, dan Proses Merupakan Gerakan(Tindakan Menuju Perubahan)
Merenungi setiap makna kata Sabar, Proses, dan Gerakan. Menafsirkan Relasi dari ketiga kata itu.

Menemukan Makna Hidup Harus Disyukuri

H idup perlu disyukuri, itulah kata yang aku temukan disebuah kedai warung cak Wins di daerah kertajaya Surabaya. Ketika selesai menyantap hidangan dan tak sengaja mata memandang sebelah kiri agak jauhan terdapat dua sejoli yang sedang makan berdua.

Entah mengapa aku sangat bahagia melihat mereka, tidak ada rasa iri ingin diposisi mereka, namun merasa ikut bahagia, ikut tersenyum melihat mereka tersenyum, serasa aku juga bisa merasakan kebahagian mereka. Melihat dua sejoli itu sedang bercanda dan tersenyum simpul, sungguh melihat itu aku juga merasa sangat bahagia. Setelah keluar dari kedai makan itu, diriku masih saja heran kenapa aku bisa merasakan ikut berbahagia seperti ini, padahal aku bukan siapa-siapa mereka. Dengan melihat mereka saja aku sudah bersyukur. Dari situ aku mendapatkan sebuah makna, hidup harus disyukuri dan dinikmati. Tidak ada yang susah dalam hidup ini, aku masih bisa makan 3 kali sehari, orang tua masih selalu memenuhi semua kebutuhanku, tapi selalu saja aku sering merasa susah dalam menjalani hidup akhir-akhir ini.
Tapi semenjak kejadian itu, aku berencana tidak akan lagi merasakan susah dalam hidup ini, setiap hembus nafas, setiap kedipan mata, setiap detak jantung. Hal yang pernah terjadi setiap saat diwaktu tertentu ditempat tertentu tidak akan pernah sama, jadi tak ada alasan bagiku lagi untuk merasa bosan ataupun merasa susah. Karena setiap pendengaran, penglihatan, perasaan yang aku rasakan tidak akan pernah terulang, dan itu menjadi indah karenanya.

Setiap alunan musik ditelinga, setiap belaian hembusan angin menerpa, setiap irama alam dan manusia dalam memutar roda, setiap itulah kebahagiaan ada. Tinggal diriku yang dulu buta tak memperhatikan.

Label

Diri Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Saya tidak hanya makhluk Tuhan tetapi juga hamba, budak, pekatiknya Tuhan.

Translate