::::::::Catatan Kaki: PANDANGAN SENIMAN TENTANG ASAL MUASAL MANUSIA::::::::

Catatan Kaki



Secarik catatan kaki yang aku tuliskan akan membawa kembali merenungi hari-hari yang sempat dilalui dengan berbagai macam perasaan

PANDANGAN SENIMAN TENTANG ASAL MUASAL MANUSIA

Kita menyakini sebenarnya Bapa Adam dan Ibu Hawa itu bukan penduduk asli planet bumi ini. Mereka berdua adalah imigran, pendatang dari sorga. Melihat proses kepindahan mereka dari sorga, sebagaimana tercatat dalam lembaran kitab suci, boleh jadi mereka tidak diberi tahu, bahwa sejak awal mereka memang dipersiapkan untuk tinggal-sementara-di planet kecil ini.

Karena itu ~wallahu a’lam~ tidak sebagaimana penduduk sorga yang lain, Bapa Adam dan Ibu Hawa diciptakan dari bahan campuran yang sebagaian besar dari unsur bumi: tanah; dan sebagian yang lain dari unsur sorga: nur. Atau dengan ungkapan lain: mereka diciptakan dari tanah yang kemudian ditiupkan padanya ruh.

Bumi ini sendiri konon pernah dihuni oleh makhluk Allah yang diciptakan dari api (setan) dan asap (jin). Lalu mereka membuat kerusakan di muka bumi. Boleh jadi diantara kerusakan yang mereka perbuat adalah pencemaran terhadap tanah. Atau sebenarnya tanah yang menjadi bahan utama Bapa Adam dan Ibu Hawa itu sendiri aslinya memang sudah mempunyai kandungan api dan asap yang kemudian mewujud dalam apa yang sering disebut nafsu dan amarah. Wallahu a’lam.

Yang dari tanah ada yang kasat mata, yaitu jasad; ada yang tidak; yaitu nafsu dan amarah. Sementara yang dari nur atau ruh, tidak kasat mata. Kelak ketika mereka berdua menetap di bumi dan beranak-pinak, keturunan mereka pun masih memiliki “DNA” dengan unsur-unsur tersebut. Keturunan mereka yang disebut manusia, memiliki jasad yang kasat mata dan ruh, nafsu, serta amarah yang tak terlihat. Mereka memilih dalam diri mereka, kecuali kalbu atau hati nurani yang bersifat sorgawi. Disamping otak yang bisa diindra, mereka memiliki jiwa atau akal budi yang tak terindra.

Semua yang berasal dari tanah seperti jasad, nafsu, dan amarah, dimiliki juga oleh umumnya hewan. Hanya saja hewan tidak memiliki unsur nurani. Ini yang membedakan. Oleh karena itu, manusia yang tidak menyadari atau mengabaikan nuraninya, sering disebut tidak manusiawi alias hewani.

Boleh jadi karena dominasi unsur tanah yang dari bumi itulah yang membuat manusia menyukai bumi, sering kali bahkan berlebih-lebihan. Berbeda dengan nenek-moyangnya, Bapa Adam dan Ibu Hawa yang asli kelahiran sorga, umumnya manusia cenderung menganggap bumi atau secara maknawi juga disebut dunia ini sebagai tempat tinggal, menetap. Maklum Bapa Adam dan Ibu Hawa sedikit banyak sudah merasakan nikmatnya tinggal di sorga, sehingga bumi atau dunia ini bagi mereka hanyalah merupakan tempat transit sebelum kembali ke tempat tinggal asalnya. Bahkan mungkin mereka berdua tidak merasa nyaman di tempat transit ini, lantaran kerinduan dan ketidak sabaran mereka untuk kembali ke ‘kampung halaman’ mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

Label

Diri Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Saya tidak hanya makhluk Tuhan tetapi juga hamba, budak, pekatiknya Tuhan.

Translate