Diriku adalah debu, kotoran yang tidak dipandang. Pergi ketempat satu ke tempat lain, tergantung angin membawaku kemana. Kuserahkan angin membawaku pergi, aku hanya bisa menutup mata. Namun angin tak sebaik yang aku kira dia membantingku, melemparku,
menjatuhkanku. Angin hanya menyakitiku namun entah mengapa aku tetap mau saja dipermainkan dikemudikan olehnya. Aku selalu takut untuk melawan berat terpaannya. Padahal banyak debu2 lainnya yang berhasil menahan terpaan dan menceritakan rasa sakit menahan terpaan angin tak sesakit akibat bantingan angin jika kita menurutinya. Aku selalu gagal, gagal beristiqomah
(Jenar Effendi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar